Jiwa yang Dirundung Duka

by 19.35 10 komentar

Tahukah engkau kekasih?
Malam-malamku layu, sejak kepergianmu.
Kau tabur benih cinta yang bertalu dimataku.
Lalu, sekejap kau tinggalkan pahatan luka di hatiku.

Sayang, engkau hilang.
Layaknya perahu berlayar yang tak akan pulang.
Hilang di palung laut.
Tanpa seuntai doa yang terajut.

Pada kehilangan.
Aku belajar tentang waktu yang terus berpamitan.
Lalu, langkahmu melambaikan senyuman mengiris pada setiap pijakan.

Semua telah menjadi kenangan.
Saat waktu merenggut kebersamaan.
Kini, tersisa tubuh renta.
Tertunduk rapuh dengan linang air mata.

Padang-Surabaya, 27 Februari-2 Maret 2015
Karya : Elvis Syahputra dan Rizkiatul Mufarihah

Jika sampai waktumu, bacalah tulisanku yang mungkin masih menyebutmu.

part-time writer

i write what surround of my head

    10 komentar:

    1. suka pas bagian "Pada kehilangan.
      Aku belajar tentang waktu yang terus berpamitan." asik banget rima-nya.

      BalasHapus
    2. Duh, perihal kehilangan memang sakitnya begitu sangat menikam.

      BalasHapus
    3. Selamat malam sobat. Terima kasih telah mau meluangkan waktu untuk berpuisi kolaborasi dengan saya. Puisi yang bagus, rima dan maknanya pas dan pesannya pun juga sampai. Semoga lain waktu kita bisa berkolaborasi lagi ya.
      Salam Hangat dan Santun. :D
      Elvis Syahputra.

      BalasHapus
    4. bagus puisinya seperti pengalamanku 3 bulan yang lalu -__-

      BalasHapus

    Berkomentarlah sesukamu. Jangan kuatir nanti ada feedback kok :D
    Terima kasih sudah berkunjung. :)