Jiwa yang Dirundung Duka
Tahukah engkau kekasih?
Malam-malamku layu, sejak kepergianmu.
Kau tabur benih cinta yang bertalu dimataku.
Lalu, sekejap kau tinggalkan pahatan luka di hatiku.
Sayang, engkau hilang.
Layaknya perahu berlayar yang tak akan pulang.
Hilang di palung laut.
Tanpa seuntai doa yang terajut.
Pada kehilangan.
Aku belajar tentang waktu yang terus berpamitan.
Lalu, langkahmu melambaikan senyuman mengiris pada setiap pijakan.
Semua telah menjadi kenangan.
Saat waktu merenggut kebersamaan.
Kini, tersisa tubuh renta.
Tertunduk rapuh dengan linang air mata.
Padang-Surabaya, 27 Februari-2 Maret 2015
Karya : Elvis Syahputra dan Rizkiatul Mufarihah
Jika sampai waktumu, bacalah tulisanku yang mungkin masih menyebutmu.
part-time writeri write what surround of my head
suka pas bagian "Pada kehilangan.
BalasHapusAku belajar tentang waktu yang terus berpamitan." asik banget rima-nya.
Makasih kak fadlu :)
HapusDuh, perihal kehilangan memang sakitnya begitu sangat menikam.
BalasHapusnamun, kehilangan mengajarkan kita menata dan menjaga di masa depan lebih baik
HapusSelamat malam sobat. Terima kasih telah mau meluangkan waktu untuk berpuisi kolaborasi dengan saya. Puisi yang bagus, rima dan maknanya pas dan pesannya pun juga sampai. Semoga lain waktu kita bisa berkolaborasi lagi ya.
BalasHapusSalam Hangat dan Santun. :D
Elvis Syahputra.
iya sob, sediakan waktu yang baik lagi ya :)
Hapusbagus puisinya seperti pengalamanku 3 bulan yang lalu -__-
BalasHapusciyyyee yang inget mantan. :)
HapusSubhanallah 😁
BalasHapusSubhanallah 😁
BalasHapus