link gambar disini
Mbak, bolehkah ku pinjam kekasihmu?
Agar bisa ku cumbu sukmanya di dalam puisi
Tuk terakhir kalinya
Tak perlu risau
Tak kan kujumpai kekasihmu
sampai engkau mengizini
Mbak, bolehkah ku pinjam kekasihmu?
sekali ini saja; untuk mengakhiri
khilaf yang tak terobati
Aku berjanji, takkan lagi menziarahi
Enak aja pinjem pinjem gratis. Uang sewanya mana? :v
BalasHapusAduh mbak pelit amat :D bentar kok :D
Hapus:)))
BalasHapusBoleh mbak?
HapusEak, lagi galau ni yee :D
BalasHapusMakanya ini menghibur diri mbak hahah
HapusDipinjam boleh, asal dibalikin aja yaa.
BalasHapusSalam kenal Riski. Blog kamu keren!!
Bentar kok.. haha
Hapusoke makasih guys
Maaf, saya bukan mbak-mbak. :v
BalasHapusMaaf, salah orang..
Hapus;D Jangan kepedean dong hahah
gak boleh, enak aja pinjem!! hahaha
BalasHapusPada pelit-pelit semua ini kenapa??? Hahaha
HapusDuh, janji yang digurat di atas pengorbanan cinta memang indah sekaligus sendu. Jadi teringat kata-kata Tere Liye, “Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.”
BalasHapusDuh, kitakah para pembual itu? Atau pecinta yang malu-malu kucing?
Salam kenal dari sesama bocah pesantren, mampir juga ke gubug saya di http://chairulsinaga.blogspot.com/ :)
Memamg cinta selalu menorehkan banyak cerita. kadang kita pembual yang sangat tulus mencintai.
Hapusoke pasti dikunjungi. salam santri. :)
Cari yang gretongan aja napah? :D
BalasHapusGretongan?? what it is? FOOD?
Hapus