Sebentar saja, bacalah tulisan ini. Tulisan ini menceritakan sedikit-banyak tentangmu—yang mungkin tidak pernah kau sangka.
Mulai dari pertama
bertemu, aku terpana pada parasmu yang sederhana dan begitu menenangkan.
Ketika
teman-temanku meneriaki temanmu (yang katanya terngehits itu) aku malah sibuk
memperhatikan penampilanmu yang apa adanya tapi begitu istimewa dimataku.
"Apa aku
sedang salah fokus?"
Aku kesal sendiri
saat itu.
Di waktu lain,
kita tak sengaja dipertemukan Tuhan. Di tempat suci itu, kau mengajakku sholat
berjamaah. Masih ingatkah kamu waktu itu? Ketahuilah aku sangat tenang saat
jadi makmummu. Suaramu yang merdu itu sempat mengganggu kekhusukanku. Bagiku,
sholat 4 rakaat itu begitu singkat. Andai kau selalu jadi imamku, aku rela
sholat fardu 50 rakaat—bahkan lebih. Tanpa merepotkan para malaikat negoisasi
pada Allah.
Bolehkan aku
berharap?
Sampai suatu hari
kau menanyakan namaku. Aku sangat senang.
Aku bersorak-sorak
di kelas. Sampai pas dosen ngasih materi slide-slide berubah wajahmu ketika
menatapku. Entahlah aku tersenyum terus hari itu.
Setelah itu setiap
hari pagiku selalu mencari kamu. Ada yang kurang, jika tak bertemu kamu.
Ya ampun mba :') memang kalo udah ngeliat bakal calon imam langsung deg seeerr deh bawaannya :'D
BalasHapusPuitisnya :D
BalasHapus