A Letter to Him... (Surat Terbuka Untuk Guru Idola)

by 09.00 6 komentar
Banyak ayah yang ada dikehidupan kita. Salah satunya guru kita.. karena gw anggap banyak yang posting tentang hari ayah semua.. mending gw cari yang laen. Ternyata gw punya draft dan berhasil gw ketik ulang hari ini. Yang gw maksud itu surat. Surat ini pernah jadi juara I Lomba Letter To My Hero Tingkat sekolah gw cuy.. hahhaaha. Oke cekidot aja..

السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
Teruntuk
Ust. Amirruddin dimanapun engkau berada
Mungkin ini bukan surat pertama yang engkau terima dari seorang gadis. Namun, inilah surat  perdana yang engkau terima dari seorang gadis jelita kelas XI-IS-2. Begitupun saya, inilah pertama kali saya menulis surat untuk guru idola saya. Taukah engkau? Hati saya terus bergemuruh saat tinta ini menggores kertas HVS kosong ini. Sebelum engkau lanjut membacanya, saya menghimbau engkau duduk tenang mengamati kalimat demi kalimat yang akan saya uraikan dalam surat biadab ini. Tapi, saya mohon dengan sangat, jangan dibaca saat khutbah berlangsung. Pastikan engkau dalam kondisi yang benar-benar tenang.
Lanjut…. Di kertas ini bukan saya mau cari perhatian lebih antara murid dengan ustad setelah membaca surat ini, bukan saya merayu ustad untuk menaikkan nilai-nilai biadap saya dalam bidang studi anda atau entahlah. Tapi, ingatlah ini bukanlah surat cinta, surat keputusan, surat peminjaman barang, surat pemberitahuan wa ala alihi wasohbihiajmain. Entahlah ini surat apa dan camkan bahwa ini bukan surat biasa.
Sudah 4 tahun lebih, kita berkecimpung di lembaga pendidikan dan social AL-AMIN Mojokerto dalam rangka mengais ilmu agama maupun ilmu umum. Engkau tak hanya mejamuku dengan seribu motivasi namun juga seratus penghinaan yang sangat men-jleb banget. Namun, hinaan itulah yang telah membangunkan prestasi-prestasi saya. Saya teringat, saat itu tanggal 3 Agustus 2012. Hari itulah kau bilang “Kamu sekarang kok sebodoh ini “. Saya hiatus. Benar-benar seperti ditampar bahakan mungkin seperti ditendang atau ditonjok tepat di muka saya. Terus terang sakit rasanya hati ini. Dan sungguh belum pernah sekalipun merasakan sesakit ini. Serasa saya gagal menjalani  hidup saya akhir-akhir itu. Dan hari itu juga, detik itu juga saya bangkit. Saya harus bangkit dari kegagalanku.
Kemarin saya dengar kasak-kusuk bahwa engkau tak lagimengajar kami di kelas 12 nanti. Saya sedih. Benar-benar sedih. Saya tak ingin kehilangan motivator saya lagi. Engkaulah pelitayang memupuskan segala kekurangan dan batasan. Engkaulah kompas menuju langit penuh impian. Engkaulah getar pertama yang menjatuhkan jembatan tak berujung mengenal ilmu dan kehidupan.
Ustad, biasanya kita duduk bersama di tempat ini…
Memcicipi sapaan fajar dengan sebatang rokok sambil berbagi cerita-cerita indah dengan tinta bahasa Indonesia…
Bola mataku berualang kali jatuh diatas kursi jati nan tua kesayanganmu itu…
“ ia sepertinya berpura-pura hepi meninggalkan kalian, konco-konco” teriak serpihan kapur yang mulai tersapu oleh angin ..
Apa sebatas rokok telalu sedikit untukmu
Sehingga ini menjadi alas an kepergianmu..
Aku ingin hadirmu tidak hanya sebatas angina..
Yang hanya menyapaku palsu..

AKU INGIN BERGURU DENGANMU SERIBUTAHUN LAGI…

Muridmu

Rizkiatul Mufarihah
والسلام عليكم ورحمة الله وبركا ته



Unknown

part-time writer

i write what surround of my head

6 komentar:

  1. hinaan ato kritikan seorang guru kepada murid memang bisa menjadi motivasi yang membangun asal si murid bisa nerima dan nyerna itu dengan bijak... ^^

    BW here sobs, mampir juga ke lapak ane yah... ditunggu..

    salam solid ^^

    BalasHapus
  2. ini lomba nulis surat? wah ini semacam kagum sama guru sendiri kan bukan yang lain-lain? hahaha. sukses terus yaaaa.

    BalasHapus
  3. surat yang keren kak :) kekaguman tyerhadap sosok seorang guru :)

    BalasHapus
  4. a letter to him :D
    sang ust. amiruddin pun dateng :D nice

    BalasHapus

Berkomentarlah sesukamu. Jangan kuatir nanti ada feedback kok :D
Terima kasih sudah berkunjung. :)