Waspadalah, Tahun Baru 2014!

by 06.00 21 komentar

soure image : disini
Selamat tahun baru, saya ucapkan
Selamat sejahtera sehat sentosa.
Selamt tahun baru, saya ucapkan #songulangtahungantilirik

*Jreng-jreng-jreng
Akhirnya gw ngepost lagi. Setelah sekian lama mengacuhkan blog terkece #dihatiku ini. hahaha
.....
....
......
Lo tau kenapa harus ada banyak titik-titik diatas tanpa kata?? Jujur gw itu kaku banget kalo memulai nulis itu. Eh sering ding. Jadi pemirsa mitra olahraga RCTI, kasihanilah saya selaku pembawa acara pada Geje mania menjelang tahun baru kali ini. Maklumilah

Ngomong-ngomong tentang tahun baru kali ini, ada peristiwa penting pemirsa yang harus pemirsa ketahui dan waspadai. WASPADALAH!WASPADALAH!!!! *BangNapiBeraksi
Menurut illmu hisap *bukan ding, ilmu hisab dan berbagai kasak-kusuk yang akurat dari para sesepuh beserta sms-sms lumayan dobit, tahun baru 2014 kali ini bertepatan pada hari rabu terakhir/arba' mustamir bulan safar, kalo di desa gw bahasa gaulnya itu rabu wekasan(rabu akhir).  Konon katanya pada hari rabu tersebut Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menurunkan beribu-beribu malapetaka (balak). Oleh sebab itu, pada tahun para pemirsa mitra olagraga RCTI diharapkan tida alay dalam merayakan tahun baru masehi 2014. yah, buat antipasi aja pemirsa soalnya setiap manusia tidak tau musibah apa yang akan diturunkan pada hari itu...

Mencegah lebih baik, daripada mengobati kan??

Kalo' acara gw pas malam tahun baru kali ini tuh, puncaknya pas habis sholat magrib tadi. U know?? What did i do? Gw melakukan olahgara rohani yang menghasilkan banyak pahala coy. Yakni sholat sunnah berjamaah di mushollah. Sebenernya tradisi ini emang acara tahunan di mushollah kece ini.

Sholat-sholat yang didirikan berbeda dengan sholat-sholat biasanya pemirsa.
Sholat2 khususon rabu wekasan antara lain : sholat lidaf'il balak( menolak balak), sholat hajat(meminta lebih baik/apalah), dan sholat li subutil iman (ditetapkan iman) dan ditambah seracik istigotsah.

Sebenarnya banyak kontrovensi adanya sholat" sunnah
kontra
begini tulisan benehnya :
Keputusan Musyawarah ulama NU jateng 1978 di Magelang===>
Upacara Rebo Wekasan ghairu masyru' dan shalat Rebo Wekasan haram.
KH Hasyim Asy'ari dawuh: "Ora wenang fatwa, ajak2, lan ngelakoni shalat Rebo Wekasan lan salat Hadiah kang kasebut ing soal, kerono salat loro iku mahu dudu salat masyru'ah fis-syar'i lan ora ono asale fis-syar'i" (Majalah AULA edisi April 2003, dimuat ulang bbrp wktu yg lalu di majalah yg sama).
pro
begini tulisan yang gak geje :
Masalah arba mustamir (bahasa banjar) atau rabu wekasan (bahasa jawa)

Imam sayuthi dalam al jami'u shogir mengeluarkan hadist
1016 - ﺁﺧﺮ ﺃﺭﺑﻌﺎء ﻓﻲ اﻟﺸﻬﺮ ﻳﻮﻡ ﻧﺤﺲ ﻣﺴﺘﻤﺮ
(ﻭﻛﻴﻊ ﻓﻲ اﻟﻐﺮﺭ اﺑﻦ ﻣﺮﺩﻭﻳﻪ ﻓﻲ اﻟﺘﻔﺴﻴﺮ ﺧﻂ) ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ.
Pada akhir hari rabu pada tiap bulan,adalah hari na'as terus menerus atau hr turun bala mustamir,,

Syarah hadist di atas ku petik dr ktb2 yg berhubungan dgn nya,

Faidhul qadir jil 1 hal 45
ﻭﻳﺠﻮﺯ ﻛﻮﻥ ﺫﻛﺮ اﻷﺭﺑﻌﺎء ﻧﺤﺲ ﻋﻠﻰ ﻃﺮﻳﻖ اﻟﺘﺨﻮﻳﻒ ﻭاﻟﺘﺤﺬﻳﺮ ﺃﻱ اﺣﺬﺭﻭا ﺫﻟﻚ اﻟﻴﻮﻡ ﻟﻤﺎ ﻧﺰﻝ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ اﻟﻌﺬاﺏ ﻭﻛﺎﻥ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ اﻟﻬﻼﻙ
Boleh jadi adanya penyebutan hari rabu itu hari na'as,itu di maksudkan agar supaya berhati2 dan slalu takut kalau2 azab Allah turun pd hr itu,yg azab itu bisa membinasakan diri orang2 yg terlena dalam kemaksiatan,
Bkn yg di maksud dsini sbgai tasya'um dan tathayyur,

dalam ktb lain dkatakan pd malam rabu nya jg dsuruh hati2,
Khususnya kata ulama di ktb lain lg,pd malam akhir rabu dan siang rabu di bulan shafar,

Kitab attaisir syarah jami'us shogir
ﻧﺒﻴﻪ (ﻣﻦ اﻟﺒﻼء ﻭاﺟﺘﻨﺒﻮا اﻟﺤﺠﺎﻣﺔ ﻳﻮﻡ اﻷﺭﺑﻌﺎء ﻓﺈﻧﻪ اﻟﻴﻮﻡ اﻟﺬﻱ اﺑﺘﻠﻰ ﻓﻴﻪ ﺃﻳﻮﺏ) ﺃﻱ ﻛﺎﻥ اﺑﺘﺪاء ﺑﻼﺋﻪ ﻓﻴﻪ (ﻭﻣﺎ ﻳﺒﺪﻭ ﺟﺬاﻡ ﻭﻻ ﺑﺮﺹ اﻻ ﻓﻲ ﻳﻮﻡ اﻻﺭﺑﻌﺎء ﺃﻭ ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ اﻻﺭﺑﻌﺎء) ﻓﺎﻧﻪ ﻳﻮﻡ ﻧﺤﺲ ﻣﺴﺘﻤﺮ ﻭﻫﺬﻩ ﺃﻣﺮاﺽ ﻧﺤﻴﺴﺔ
Perhatian!!!
Hati2 terkena bala dan penyakit melakukan bekam pd hari rabu,krn pd hr rabu itu hari awal hari nabi ayyub terkena bala,
Penyakit kusta,cellak itu munculnya pd hari rabu dan jg malam rabu nya,
Krn pd hari rabu adalah hari na'as,hari turun bala,
dan penyakit jazm dan barash itu penyakit na'as
Ktb nuzhatul majalis
ﻭﻗﺎﻝ اﻟﻘﺰﻭﻳﻨﻲ ﻓﻲ ﻋﺠﺎﺋﺐ اﻟﻤﺨﻠﻮﻗﺎﺕ ﺃﺭﺑﻌﺎء ﺁﺧﺮ اﻟﺸﻬﺮ ﻧﺤﺲ ﻣﺴﺘﻤﺮ ﻣﺤﻤﻮﺩ ﻓﻴﻪ اﻻﻏﺘﺴﺎﻝ
imam qazwaini mengatakan dalam ktb ajaib: hari rabu di akhir tiap bulan adalah hari na'as terus menerus,atau hari turun bala,,krn itu bgs hari itu bersih2

penengah :
begini kata emasnya : 
Penjelasan salah seorang tokoh NU berikut ini jg bs dijadikan bahan pertimbangan:
Memang sudah sejak lama ada orang dalam masyarakat kita (orang Islam Indonesia) yang melaksanakan salat Rebo Wekasan. Boleh jadi mereka mendasarkan kepada kitab yang kesohor di Jawa, yaitu kitab Mujarrabat (Mujarrabaat, bentuk jamak dari Mujarrabah atau mujarrab. Asal arti harfiyahnya: hal-hal yang sudah dicoba. Kira-kira maksudnya ya manjur atau mujarrab. Kitab yang berjudul demikian tidak hanya satu versi. Ada yang melulu berisi doa-doa, suwuk, rajah, azimat dan sebagainya. Ada juga yang dirangkai dengan cara-cara beribadah seperti salat, haji, dan sebagainya. Yang versi Jawa, tulisan pegon, ada “unsur-unsur Jawa”-nya. Seperti weton, nogo dino, keduten, dan sebagainya. Doa-suwuknya pun banyak yang gabungan Arab-Jawa).
Rebo Wekasan konon adalah hari Rabu terakhir bulan Shafar. Dan memang di Mujarrabat-nya Syekh Ahmad Ad-Dairaby, di akhir bab XVIII, antara lain disebutkan: “Dari kalangan orang-orang arif dan ahli kasyf ada yang menurutkan bahwa setiap tahun turun 320.000 balak, dan itu semua di hari rabu terakhir bulan Shafar. Maka barangsiapa yang hari itu salat empat rekaat….. dan seterusnya.”
Kalau memang mereka yang mengerjakan salat Rebo Wekasan itu mendasarkan kepada kitab Mujarrabaat tersebut, ya tidak benar. Wong ini bukan Al-Qur’an, bukan Al-Hadits, dan bukan kitab fikih yang mu’tabar. Bahkan kitab ini lebih mirip dengan “tuntunan perdukunan” belaka. Kalau tidak mendasarkan kepada kitab itu, lalu mendasarkan kepada apa? Di kitab-kitab fikih kuning yang tidak lepas dari dasar Al-Quran dan As-sunnah, mulai dari Taqrib, Fathul Mu’in, Tahrir sampai Tuhfah An-Nihayah, Muhadzadzab, Ihya Ulumiddin dan sebagainya tidak ada keterangan mengenai Rebo wekasan itu.
Lalu bagaimana hukumnya salat Rebo Wekasan itu? Menurut keputusan musyawarah ulama NU Jawa Tengah tahun 1978 di Magelang, upacara Rebo Wekasan adalah ghairu masyruu’, tidak disyariatkan oleh Islam. Mengenai salatnya sendiri, salat rebo wekasan, hukumnya haram, kecuali apabila yang mengerjakan salat itu berniat salah sunnah muthlaqah (pokoknya salat sunnah), atau niat salat hajat, tidak berniat mengkhususkan hari tersebut.
Hadratus Syekh K.H.M. Hasyim As’ary (1871-1947) rahimahullah, pernah ditanya masalah salat Rebo Wekasan ini dan beliau antara lain menjawab: “Ora wenang fatwa, ajak-ajak, lan ngelakoni salat ‘Rebo Wekasan’ lan salat Hadiah kang kasebut ing soal, kerono salat loro iku mahu dudu salat masyruu’ah fis-syar’i lan ora ono asale fis-syar’i” (bukan salat yang disyariatkan dan tidak ada dasarnya dalam agama, AMB).
Kalau salat Rebo Wekasan itu disyariatkan, masak seperti Imam Nawawi, Imam Ghazaly dan fukaha (ulama fikih) besar yang lain tidak mengetahuinya, kok tidak pernah menuturkan dalam kitab-kitab mereka.
Mungkin orang akan mengatakan: “Lha itu ada hadits yang mempersilahkan orang memperbanyak atau mempersedikit salat, dengan mengerjakan salat Rebo Wekasan kan memperbanyak salat namanya?!” Kiai Hasyim Asy’ari menjawab: “Tentu saja yang dimaksud salat di situ adalah salat masyruu’ah, salat yang disyariatkan!”
Nah, supaya tidak geger-geger, kalau masih ada yang tetap ingin mengerjakan salat di hari Rebo Wekasan, ya niatnya saja diubah. Jangan niat salat Rebo Wekasan, tapi niat salat hajat (hajatnya adalah menolak balak, misalnya) atau niat salah sunnah begitu saja. Mereka yang jadi panutan, mesti menjelaskan hal ini kepada jamaah mereka.
Wallahu A’lam bishbhawaab.

Emang banyak kontrovensi, tinggal andalah yang menentukan. :D
Dan yang gw salut adanya tradisi ini, berhasil membawa warga RT.1 RW.11. Dusun SAWO ini berbondong-bondong pergi ke musholla. Yang biasanya shof(barisan) sholatnya 3 baris. Sekarang meningkat menjadi belasan dan sampek di halaman mushollah. Namun, ternyata setelah gw analisis ternyata pemirsa.. Bisa nebak??

Ternyata..eh.. Ternyata ada makan-makannya di sesi akhir acara ini pemirsa. Ceileeee... Gak jadi salut deh gw :/
Dan gw membuat kesimpulan setelah peristiwa ini, bahwa warga-warga sini paling doyan sama" makanan".

Kayaknya begini doang kog cerita gw.. Bagaimana cerita lo??



Unknown

part-time writer

i write what surround of my head

21 komentar:

  1. di kampung gue kok kagak pernah ada kayak gituan yah haha

    BalasHapus
  2. oh yaa tadi aku juga sholat sholat lidaf'il balak(menolak balak) -disuruh sama orang tua- baru tau ternyata kalo alesannya gara gara tahun ini ternyata rebo wekasan

    BalasHapus
  3. mampir juga ya http://www.tamsnu.blogspot.com ^^

    BalasHapus
  4. kalo di daerahku namanya 'rabo pungkasan'

    BalasHapus
  5. emang Rasul pernah bersabda begitu? itu shahih tidak? faidh al-qadir itu apa ya?._.v
    maaf,saya penasaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak pernah, tidak shahih juga. tapi, jika melakukan amalan sunnah kan cukup hadist dhoif. meskipun hadis hasan/shohih menjadi pilihan yang diutamakan.
      faidh al-qadir ? maaf saya tidak tau kak :D

      Hapus
  6. rabo wekasan cuman ngejalanin sunahnya aja mbak :D

    BalasHapus
  7. di daerah gue kayaknya nggak ada nih :/

    BalasHapus
  8. baru tau gw , visit balik ya bang

    BalasHapus
  9. itu hukumnya sunah ya bang? btw mind to visit back?hehe

    BalasHapus
  10. Baru tau saya. Btw, salam kenal, Annie Daviz :)
    selamat tahun baru yah, memang seharusnya jangan kebanyakan hura-hura sih heuheu

    BalasHapus

Berkomentarlah sesukamu. Jangan kuatir nanti ada feedback kok :D
Terima kasih sudah berkunjung. :)